JEJAK PEJUANG POLRI
JEJAK PEJUANG POLRI
Selamat Pagi Indonesia 🇮🇩
Salam Kebangsaan
Berjuang untuk Keluarga, Polri & Indonesia. Peran Bambang Suprapto Dipokoesoemo mempertahankan Kemerdekaan RI di kota Semarang, Purwokerto hingga ke Cilacap perlu dicatat sebagai salah satu tokoh pejuang Polri.
Sebagai Keynote Speaker naskah ini disampaikan pada agenda seminar dengan Tema Kepahlawanan dan Kepemimpinan Kompol I RM Bambang Soeprapto Dipikoesoemo.
Seminar dilaksanakan di Kompi Pelopor Batalyon D Satbrimob Polda Jateng Purwokerto pada hari Senin tanggal 28 November 2022.
Jejak Pejuang Polri diawali adanya tujuh tanggal bulan tahun penting sebagai momentum yang mengiringi proses Jejak Perjalanan Perjuangan Polri, yaitu dimulai dari tanggal 21 September 1942, April 1944, 18 Agustus 1945, 19 Agustus 1945, tanggal 21 Agustus 1945, 29 September 1945 dan 1 Juli 1946. Peristiwa tersebut dapat mengungkap secara khusus momentum bagi Polri sehingga layak untuk dicatat sebagai peristiwa bersejarah bagi Polri.
Adapun penjelasan ke tujuh tanggal bulan tahun tersebut adalah sebagai berikut :
Pertama; Tanggal 21 September 1942.
Pada Januari 1942 Jepang mendarat pertama kali di Indonesia dengan kekuatan invasi militer, beberapa waktu setelah itu langsung merekrut 100 pemuda pribumi untuk dididik menjadi Polisi ( saat ini menjadi Sekolah Inspektur Polisi Negara di Sukabumi Jawa Barat ). Polisi didikan Jepang yang pertama ini bernama Kotoka dan Fushuka (pendidikan bagian tinggi dan pendidikan bagian rendah).
Kedua; bulan April 1944,
Jepang secara resmi untuk yang kedua kalinya merekrut 200 pemuda Indonesia di Surabaya untuk mengikuti pendidikan Polisi dengan kemampuan militer yang diberi nama Tokubetsu Keisatsutai.
Ketiga; Tanggal 18 Agustus 1945,
1 hari setelah dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Negara RI, Pasukan Tokubetsu Keisatsutai berubah nama menjadi Polisi Istimewa.
Keempat; Tanggal 19 Agustus 1945,
dalam sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang kedua, Kepolisian Negara RI mulai dibicarakan pertama kali dan dibentuk secara resmi dalam kerangka Negara Republik Indonesia yang merdeka. Namun begitu, Kepolisian yang dibentuk dengan nama Badan Kepolisian Negara ini bukanlah lembaga yang berdiri sendiri sebagai sebuah institusi melainkan hanya menjadi bagian yang dimasukkan ke dalam lingkungan Departemen Dalam Negeri.
Kelima ; Tanggal 21 Agustus 1945,
ada peristiwa Proklamasi Polisi, dimana Polisi seluruh Indonesia yang telah ada sejak masa revolusi berlangsung ini, kemudian mengikrarkan diri bersatu dengan nama Polisi Republik Indonesia (PRI). Tanggal 21 Agustus 1945, Polisi seluruh Indonesia dengan berbagai nama baik yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang maupun lainnya, seperti Kotoka, Futsuka, Polisi Matjan, Tokubetsu Keisatsutai dan lainnya, memproklamasikan diri, bersatu sebagai Polisi Republik Indonesia (PRI). Masih dalam proses diusulkan menjadi Hari Jung Polri.
Keenam ; Tanggal 29 September 1945,
adalah momentum pelantikan Raden Said Soekanto Tjokrodiatmojo, sebagai Kepala Kepolisian Negara pertama yang dilantik oleh Presiden Republik Indonesia Pertama Ir Soekarno.
Ketujuh ; Tanggal 1 Juli 1946,
dimana Polri yang tadinya berada dalam dua lingkungan yakni Kejaksaan Agung (bertanggung jawab secara operasional kepada Jaksa Agung) dan Kementerian Dalam Negeri (bertanggungjawab dalam masalah administrasi). Kemudian setelah itu Kepolisian menjadi Jawatan tersendiri yang berada langsung di bawah Perdana Menteri. Hingga saat ini selalu diperingati oleh Polri sebagai Hari Bhayangkara.Sejak itulah kiprah Polisi republik ini terekam dalam Jejak Perjalanan Perjuangan Polri di berbagai daerah di tanah air. Beberapa di antaranya adalah:
1. Di Sumatera
Jejak perjuangan Brimob meninggalkan bukti sejarah seperti Benteng Huraba. Benteng ini menggambarkan semangat pantang menyerah Brimob dalam berjuang. Bagaimana tidak, dengan semangat yang menggelora dengan kekuatan hanya satu Peleton Brimob, mampu mempertahankan Kota
Padang Sidempuan dari pendudukan Belanda.
Dalam pertempuran mempertahankan Benteng Huraba ini di bawah Pimpinan Komisaris Polisi Maskadiran pada tanggal 5 Mei 1949, 27 pejuang rela berkorban nyawa gugur sebagai melati kesuma bangsa.
Angkatan Darat 16 orang dari Polri 11 orang. Tertulis juga monumen Benteng Huraba ini di resmikan oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jendral Polisi DR. Awaloedin Djamin.MPA pada tanggal 21 November 1981.
2. Di Jawa Barat
Untuk mengenang perjuangan Brimob ditandai berdirinya monumen Trijaya Tunggul Manik Tunggal Gada. Monumen ini menggambarkan perlawanan yang dilakukan Brimob dalam pertempuran menghadapi gerombolan DI/TII pimpinan Panglima Godjim yang terjadi pada tanggal 3 April 1957, di Desa Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan.
3. Di Jawa Tengah
Perjuangan Brimob di kota Semarang yang berlangsung antara awal September hingga Oktober 1945 atau pertempuran 5 hari di Semarang tanggal 15 hingga 19 Oktober 1945. Perjuangan gigih tersebut dilakukan oleh Brimob Semarang dibawah kepemimpinan tokoh Brimob Kompol Bambang Soeprapto Dipokoesoemo dimulai dari Kota Semarang hingga ke Purwokerto dan Kota Cilacap. Peristiwa perjuangan ini hampir sama dengan di Kota Surabaya, dimana Brimob dengan kegigihannya mengganti atribut Hinomaru dengan bendera merah putih yang dikibarkan dengan penuh perjuangan. Disini pula sejarah penggantian nama Tokobetsu Keisatsutai menjadi pasukan Polisi Istimewa.
4. Di Jawa Timur
Perjuangan brimob ditandai adanya monumen perjuangan polri yang terletak di jalan Darmo berdampingan dengan jalan Komjen M. Jasin yang merupakan tokoh Polri. Ia kemudian diberi penghargaan sebagai pejuang nasional dengan gelar sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden RI ke 7, Ir Joko Widodo pada tanggal 6 november 2015. Anugerah gelar pahlawan nasional ini diberikan atas jasanya bersama pasukan Polisi Istimewa yang telah turut berjuang mempertahankan Kota Surabaya. Seperti testimoni Jenderal TNI Muhammad Wahyu Soedarto, yang mengungkap bahwa tanpa peran M. Jasin dan pasukan Polisi Istimewa (sekarang Brimob), tidak akan ada peristiwa 10 november. Kala itu, M. Jasin sekaligus sebagai deklarator yang menyatakan bahwa Polisi Istimewa adalah Polisi Republik Indonesia. Deklarasi ini dikumandangkan pada tanggal 21 agustus 1945 atau 4 hari setelah Presiden RI pertama Ir. Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Selain itu jejak sejarah yang lainnya adalah monumen palagan jumerto jember jawa timur berdiri di depan kelurahan jumerto kecamatan patrang, sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap 13 anggota brimob dan 20 warga setempat yang gugur, pada tanggal 1 juli 1984 monumen ini diresmikan oleh kapolda jatim, mayjen polisi soedarmadji.
5. Di Yogyakarta
Ditandai adanya monumen Brimob Argomulyo, di Dusun Sangon Sedayu Bantul, yang lokasinya tidak jauh dari Desa Kemusuk tempat kelahiran Presiden RI ke 2 Jenderal Besar Soeharto, tercatat sebagai jejak lain perjuangan Brimob. Kisah perjuangan pada masa setelah serangan 1 maret 1949 di Yogyakarta diabadikan dengan monumen ini dimana ketika itu pihak. Belanda melakukan penyisiran di wilayah Kemusuk dalam perlawanan yang kuat dari Brimob. Dalam peristiwa tersebut banyak dari masyarakat ada 202 orang yang menjadi korban termasuk 68 anggota Brimob gugur.
6. Di Kalimantan
Tercatat ada tokoh pejuang Brimob yang bernama Amji Atak asli putra Kalimantan Barat. Amji Atak adalah alumnus sekolah Ranger di Pusdik Brimob Watukosek, angkatan ke 2 Kompi 5995, satu angkatan dengan Jenderal Polisi Anton Soedjarwo Kapolri ke 9 dari 4 Desember 1982 hingga 7 Juni 1986. Ketika itu Amji Atak terlibat pada Operasi Dwi Kora pada Mei 1963 yang digaungkan oleh Presiden Soekarno. Setelah berkali kali melakukan penyusupan dalam tugas Intelejen ke Negeri Jiran, Amji Atak kembali di tugaskan melakukan infiltrasi pada 10 Maret 1965 ke Malaysia. Bersama rekan – rekannya dari Resimen Pelopor berangkat untuk melakukan infiltrasi
ke Malaysia dengan menggunakan kapal kayu nelayan dari Belakang Padang Tanjung Pinang saat itu menembus lautan china selatan, peristiwa ini bersamaan dengan tokoh pejuang Angkatan Laut RI Usman dan Harun. Sebagai bentuk Penghormatan dan penghargaan atas jasanya nama Amji Atak menjadi nama Kesatrian Korbrimob Polri Kelapa Dua Depok Jawa Barat.
7. Di Sulawesi
Ada monumen perjuangan Brimob di desa Asemi Nunulai Kecamatan Asera Kabupaten Konawe Utara, yang merekam perjuangan Brimob. Monumen ini dibangun untuk mengenang salah satu pusat perjuangan Brimob di Sulawesi pada masa pertempuran dengan gerombolan pimpinan Abdul Kahar Muzakar.
Perjuangan yang sama juga dilakukan pada tahun 1964 hingga tahun 1966, di wilayah Asera yang merupakan bagian dari Daerah Pemerintahan Distrik Lasolo, Sulawesi Selatan yang kala itu sudah dikuasai sepenuhnya oleh Gerombolan Darul Islam /Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di bawah pimpinan Kahar Muzakkar.
Satu Kompi Pasukan MOBRIG (Mobile Brigade) berkekuatan sekitar 120 Personel dipimpinan oleh Letnan Barnawi mendarat di Pelabuhan Desa Walalindu menggunakan Perahu layar (Sope/perahu tradisional).
Selama perjuangan Pasukan Mobrig pernah terlibat kontak senjata dengan Gerombolan DI/TII bahkan berlangsung dimulai dari siang hari hingga menjelang malam. Pasukan Mobrig memukul mundur DI/TII, dan berhasil menewaskan dua orang dari gerombolan pemberontak ini.
8. Di Papua
Dalam Operasi Mandala Trikora untuk pembebasan Irian Barat, selain unsur tempur lain juga disiapkan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tokohnya adalah Inspektur Tingkat I Anton Soedjarwo, Inspektur Tingkat II Hudaya Sumarya dan Pranoto dari Tim Resimen Pelopor Brimob Polri yang tergabung dalam Operasi Mandala Trikora dengan tugas pendaratan dan penyusupan melalui laut ke daratan Irian Barat. Operasi di Irian Barat ini terbilang sebuah perjuangan super heroik yang terjadi di tanjung fatagar dalam Operasi Trikora yang dipimpin Anton Soedjarwo dan 63 anggota Pelopor Brimob. Ketika itu, dengan gagah berani Brimob melakukan penyusupan dengan transportasi speed boat yang berangkat dari induk kesatuan di pulau Gorom Ambon dan berhasil mendarat di Tanjung Fatagar Rumbati Fak Fak Papua.
Kompi 5120 yang memiliki kualifikasi komunikasi perhubungan menyiapkan GRC 9, AKP Anton Soedjarwo menerima kontak pertama dari Aiptu Hudaya Sumarya agar pasukan segera melakukan serangan gerilya terhadap kedudukan pasukan Kl (Konkijle Lagger). Pasukan Pelopor yang dipimpin Anton Soedjarwo menjadi inspirasi setiap penugasan Operasi Brimob, Anton Soedjarwo menyandang berpangkat tertinggi Jenderal Polisi dan mengakhiri puncak karier di Polri sebagai Kapolri ke 4 Desember tahun 1982 – 6 Juni 1986.
Bambang Seoprapto Dipokoesoemo adalah salah satu tokoh pejuang Polri yang perlu dicatat, dikenang oleh generasi penerus Polri sebagai motivasi untuk setiap penugasan perlunya semangat juang untuk Indonesia.
Untuk itu kita sebagai generasi penerus dapat melanjutkan perjuangan Kompol Bambang Soeprapto Dipokeosoemo semoga apa yang dicita citakan menjadi kenyataan untuk kebanggaan Keluarga, Polri dan Indonesia.
Selamat Ulang Tahun
23 November 2019-2022
Khalisa Putri Arifa
Jakarta Rabu 23 November 2022